Senin, 19 Maret 2018

BAB II Morfologi Daun


BAB II

MORFOLOFI DAUN


  1. Pengertian Morfologi
Morfologi adalah menentukan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan dan mengapa mempunyai bentuk dan susunan demikian. Bentuk dan susunan tumbuhan selalu disesuaikan dengan funginya serta alam sekitarnya.
(Gembong Tjitrosoepomo, 1987: 1- 2).
Anatomi adalah pemahaman mengenai struktur fungsi dan keuntungan sejumlah organ dan jaringan. Anatomi tumbuhan mula- mula membahas fungsi tumbuhan yang dinamis, disertai pemahaman mengenai jenis sel dan jaringan. Fungsi setiap struktur harus dianalisis sendiri. Selain itu pembahasan fungsi tak lepas dari kajian perkembangan tumbuhan karena dalam perkembangan inistruktur yang belum, sedang, dan selesai terdifferensiasi akan amat berbeda. ( Estiti B. Hidayat, 1995: 1).

Berdasarkan Hirarki dalam kehidupan Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian :
  1. Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya
  2. Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya.
  3.  Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Dapat disimpulkan bahwa Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya.
1). Organ pada Tumbuhan
Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar:
  1. Akar,
  2.  Batang
  3.  Daun.
2). Beberapa organ sekunder penting.
a.  Bunga
b. Buah
c. Biji
d.  Umbi
2. Morfologi Daun
Daun dengan nama ilmiah folium. Daun biasanya berwarna hijau karena mengandung zat warna hijau daun (klorofil), tetapi adakalanya warna daun ada yang berwarna selain warna hijau. Daun merupakan salah satu bagian dari organ tumbuhan, memiliki fungsi sebagai penangkap cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
Struktur Morfologi Daun2.1 Struktur Morfologi Daun
Secara morfologi
, satu daun yang lengkap atau sempurna memiliki 3 bagian yang terdapat pada daun, yaitu :
  1. Helaian daun (lamina )
  2. Tangkai daun (petiolus)
  3. Pelepah daun (folius)
Bila tidak memiliki salah satu bagian di atas, maka dikatakan daun tidak sempurna. Morfologi daun lengkap atau sempurna, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Struktur morfologi daun
Daun tumbuh dan melekat pada batang, setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk daun yang berbeda. Secara umum daun berupa helaian daun yang tipis, ataupun tebal, dengan ujung, pangkal, tepi, dan permukaan yang berbeda serta tata letak daun. Struktur daun ini akan ulas satu per satu.
2.1.1        Struktur bentuk dan helaian daun
Bangun dan bentuk helaian daun yang dijumpai pada perpohonan adalah sebagai berikut :
  1. Bangun garis (Acicular). 
Bentuk daun ini ditandai dengan panjang daun berbanding dengan lebar daunnya adalah 25 : 1. Bentuk dengan pola ini dijumpai pada pada daun tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica ), Hallophyta
  1. Bangun pita ( Linearis) Bentuk daun dengan perbandingan nya adalah 10 : 1 dan contoh pada jagung ( Zea mays), tebu (Zacharum offisinarum )
  2. Bulat panjang (Oblong ) yaitu bentuk menyerupai bangun silender dengan perbandingan 2.5 : 1, dan bentuk ini dapat dijumpai pada tumbuhan pohon Jambu bol ( Zizicium = Eugenia jambola) dari famili Myrtaceae, Sirsak (Annona muricata) dan Sirikaya (Annona squamosa) dari famili Annonaceae
  3. Bentuk lenset (lanceolate), bentuk daun menyerupai mata lembing .Contoh pada tumbuhan bambu air/petung (Dendro calamus asper) , bambu sero (Bambusa vulgaris ) , Rotan (Rattan ratans)
  4. Bentuk lanset sungsang (Oblongceolate ) bentuk daun menye rupai mata lembing terbalik, dan contoh pada tumbuhan Mangga ( Mangifera indica) dari famili Annacardiaceae.
  5. Bundar telur ( ovate ) Bentuk ini dijumpai pada tumbuhan Waru ( Hibiscus tilieus) , kembang sepatu ( Hibiscus rosacinensis) Pada famili Guttiferae yaitu genus Callophylium inophyliun dan Carsinia mangostana
  6. Bundar telur sungsang ( obovate ) Obovate merupakan bentuk daun yang terbalik dari bentuk ovate. Bentuk obovate ini akan dijumpai pada tumbuhan hutan sawo kecil (Manilkara kauki) dari famili Sapotaceae
  7. Bentuk Oval (Ovalate) Bentuk ini banyak dijumpai pada genus Nangka (Artocarpus heterophylla) dan perca (Ficus septica) dari famili Moracea
  8. Umumnya daun daun yang berbentuk oval pada tumbuhan hutan helai daun dan tangkai daunnya agak keras
  9. Lonjong ( oblong ) Bentuk lonjong ini bentuk yang belih menajang kearah ujung daun baik ketas maupun kebawah sehingga merupakan bentuk modifikasi dari bulat telur tadi dan bentuk ini dapat dijumpai pada tumbuhan hutan seperti sirsak (Annona muconata) dari famili Annonaceae.
Description: Hasil gambar untuk bentuk dan helaian daun
Gambar 2. Bangun dan bentuk helaian daun
2.1.2 Struktur bentuk pangkal helaian daun
Struktur pangkal daun berdasarkan pertemuan tepi helaian daun dibedakan antara:
1). Helaian daun tidak pertemu: memilki variasi bentuk runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, dan terbelah.
2).  Helaian daun bertemu
a. Daun tertembus daun duduk tetapi batang menembus pertengahan helaian daun.
b. Bentuk tameng (peltatus) helaian berbentuk membulat, sehingga seperti layaknya perisai.
Description: Hasil gambar untuk bentuk pangkal daun
                        Gambar 3. Bentuk pangkal daun

2.1.3. Struktur bentuk tepi daun (margo folii)
Tepi daun (margo folii) dapat dibedakan menjadi dua (2) macam yaitu tepi yang rata ( integer) dan yang tidak rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk. Lekukan daun disebut sinus, sedangkan tepi daun yang menonjol keluar akibat torehan disebut angulus.  bentuk-bentuk tepi daun :
(1) bergerigi (serrate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut runcing
(2) berringgit (crenate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut tumpul
(3) bergigi (dentate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut runcing
(4) berombak (rephandate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut tumpul
(5) rata (integer) apabila tidak dijumpai sinus dan angulus.

Hasil gambar untuk bentuk tepi daun
Gambar 4.  Bentuk tepi daun

2.1.3. Struktur bentuk pertulangan daun
Pertulangan daun utama disebut ibu tulang daun (costa), pada umumnya membagi daun memjadi dua sisi lateral. Ibu tulang daun memiiki percabangan yang disebut tulangan cabang atau cabang lateral, dan dari cabang lateral tumbuh pertulangan daun yang terhalus yang disebut urat daun (vena). Pada daun jenis tumbuhan tertentu misalnya pisang (Musa paradisiaca), cabang lateral ujungnya saling bertautan membentuk tulang pinggir.
 Berdasarkan pada susunan tulang cabang dibedakan empat tipe pertulangan daun, yaitu: (1) menyirip (penninerve) tulang cabang tersusun seperti sirip pada ikan, (2) menjari (paimmerve); sejumlah tulang cabang lurus tersusun seperti susunan jan, muncul dan satu titik (ujung tangkai daun), (3) melengkung (curvinerve) sejumlah tulang cabang melengkung, tersusun seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun), (4) sejajar (rectinerve)
Description: Hasil gambar untuk bentuk pertulangan daun
Gambar 5.  Bentuk pertulangan daun

2.1.4 Struktur Ujung daun (Apex folii)
Ujung helaian daun (apex) :
1). Runcing (acute); bentuk ujung ini bersudut runcing,     tetapi dua sisinya membelok, bersudut lancip,
2)  Tumpul (obtuse); bentuk ujung ini  bersudut tumpul, kurang dari 900,
3). Membulat  (rotundate); bentuk ujung  ini tak   bersudut  dan  membulat,  pada  daun  bulat  atau  jorong,
4).  Rompang    (truncate)      bentuk  ujung  rata, pada daun segitiga terbalik,
5).  Terbelah  (emarginate)  bentuk  ujung menunjukan  suatu torehan atau    belahan, kadang nampak nyata,
6).   Berekor kecil  (mucronate)  ujung  daun  ditutupi  oleh  dun  keras,
7).  Berekor  (caudate);  ujung daun seperti meruncing tetapi berukuran panjang serta membelok.
Description: Hasil gambar untuk ujung daun
Gambar 6.  Bentuk Ujung  daun

2.1.5 Struktur Tata Letak Daun Pada Batang atau Duduk Daun (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
Tata letak daun adalah aturan mengenai letak daun pada batang. Berdasarkan jumlah daun setiap buku maka duduk daun dikatakan :
 1. duduk daun tersebar (sparsa)
 2. duduk daun berhadapan (opposite)
 3. bersilang-berhadapan (decusate)
 4. duduk daun berkarang (vertillate).
Pada tumbuhan yang memiliki batang dengan ruas yang pendek dapat memiliki duduk daun yang berjejal di ujung batang (roset batang) misalnya kelapa (Cocos nucfera), atau di pangkal batang (roset akar).
2.1.6. Struktur Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :
1.       Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum australe
2.       Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
3.       Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
4.       Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
5.       Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
6.       Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp

2.1.7 Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.
2.1.8 Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.
Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas:
1.      Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus) atau juga berselaput lilin (pruinosus).
2.      Gundul (glaber)
3.      Kasap (scaber)
4.      Berkerut (rugosus)
5.      Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
6.      Berambut (pilus)
a.       Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang).
b.      Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.
c.       Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
d.      Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
e.       Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
f.       Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
g.      Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing masing berambut lagi.
h.      Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.
i.        Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan  mengkilap.
j.        Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
k.      Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur namun padat membentuk suatu lapisan padat.
l.        Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan merapat ke permukaan.
m.      Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.

2.1.9 Bentuk Pelipatan Daun
Struktur Morfologi DaunMacam macam cara pelipatan daun:
1.      Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.
2.      Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara longitudinal dalam bentuk zig zag.
3.      Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun.
4.      Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar