BAB II
MORFOLOFI DAUN
- Pengertian Morfologi
Morfologi adalah menentukan bentuk
dan susunan tubuh tumbuhan dan mengapa mempunyai bentuk dan susunan demikian.
Bentuk dan susunan tumbuhan selalu disesuaikan dengan funginya serta alam
sekitarnya.
(Gembong Tjitrosoepomo, 1987: 1- 2).
Anatomi adalah pemahaman mengenai
struktur fungsi dan keuntungan sejumlah organ dan jaringan. Anatomi tumbuhan
mula- mula membahas fungsi tumbuhan yang dinamis, disertai pemahaman mengenai
jenis sel dan jaringan. Fungsi setiap struktur harus dianalisis sendiri. Selain
itu pembahasan fungsi tak lepas dari kajian perkembangan tumbuhan karena dalam
perkembangan inistruktur yang belum, sedang, dan selesai terdifferensiasi akan
amat berbeda. ( Estiti B. Hidayat, 1995: 1).
Berdasarkan Hirarki dalam kehidupan Anatomi tumbuhan
biasanya dibagi menjadi tiga bagian :
- Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan
jaringan-jaringan penyusunnya
- Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan
berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya.
- Sitologi,
mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya,
proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang
lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Dapat disimpulkan bahwa Morfologi
tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian,
bentuk maupun fungsinya.
1). Organ pada Tumbuhan
Secara klasik, tumbuhan terdiri dari
tiga organ dasar:
- Akar,
- Batang
- Daun.
2). Beberapa organ sekunder penting.
a. Bunga
b. Buah
c. Biji
d. Umbi
2. Morfologi Daun
Daun dengan nama ilmiah folium. Daun biasanya berwarna hijau
karena mengandung zat warna hijau daun (klorofil), tetapi adakalanya warna daun
ada yang berwarna selain warna hijau. Daun merupakan salah satu bagian dari organ tumbuhan, memiliki fungsi sebagai
penangkap cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
2.1 Struktur Morfologi Daun
Secara morfologi, satu daun yang lengkap atau sempurna memiliki 3 bagian yang terdapat pada daun, yaitu :
Secara morfologi, satu daun yang lengkap atau sempurna memiliki 3 bagian yang terdapat pada daun, yaitu :
- Helaian daun (lamina )
- Tangkai daun (petiolus)
- Pelepah daun (folius)
Bila tidak memiliki
salah satu bagian di atas, maka dikatakan daun tidak sempurna. Morfologi daun
lengkap atau sempurna, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Struktur morfologi daun
Daun tumbuh dan melekat
pada batang, setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk daun yang berbeda. Secara
umum daun berupa helaian daun yang tipis, ataupun tebal, dengan ujung, pangkal,
tepi, dan permukaan yang berbeda serta tata letak daun. Struktur daun ini akan
ulas satu per satu.
2.1.1
Struktur bentuk dan helaian daun
Bangun dan bentuk helaian daun yang
dijumpai pada perpohonan adalah sebagai berikut :
- Bangun garis (Acicular).
Bentuk daun ini ditandai dengan panjang daun
berbanding dengan lebar daunnya adalah 25 : 1. Bentuk dengan pola ini
dijumpai pada pada daun tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica ), Hallophyta
- Bangun pita ( Linearis) Bentuk daun dengan perbandingan nya
adalah 10 : 1 dan contoh pada jagung (
Zea mays), tebu (Zacharum
offisinarum )
- Bulat panjang (Oblong ) yaitu bentuk menyerupai bangun
silender dengan perbandingan 2.5 : 1, dan bentuk ini dapat dijumpai
pada tumbuhan pohon Jambu bol ( Zizicium
= Eugenia jambola) dari famili Myrtaceae, Sirsak (Annona muricata) dan Sirikaya (Annona squamosa) dari famili Annonaceae
- Bentuk lenset (lanceolate), bentuk daun menyerupai mata
lembing .Contoh pada tumbuhan bambu air/petung (Dendro calamus asper) , bambu sero (Bambusa vulgaris ) , Rotan (Rattan
ratans)
- Bentuk lanset sungsang (Oblongceolate ) bentuk daun menye rupai mata lembing terbalik,
dan contoh pada tumbuhan Mangga (
Mangifera indica) dari famili Annacardiaceae.
- Bundar telur ( ovate ) Bentuk ini dijumpai pada tumbuhan Waru (
Hibiscus tilieus) , kembang
sepatu ( Hibiscus rosacinensis)
Pada famili Guttiferae yaitu genus Callophylium
inophyliun dan Carsinia
mangostana
- Bundar telur sungsang ( obovate ) Obovate merupakan bentuk
daun yang terbalik dari bentuk ovate. Bentuk obovate ini akan dijumpai
pada tumbuhan hutan sawo kecil (Manilkara
kauki) dari famili Sapotaceae
- Bentuk Oval (Ovalate) Bentuk ini banyak dijumpai pada genus
Nangka (Artocarpus heterophylla)
dan perca (Ficus septica) dari
famili Moracea
- Umumnya daun daun yang berbentuk oval pada tumbuhan hutan helai
daun dan tangkai daunnya agak keras
- Lonjong ( oblong ) Bentuk lonjong ini bentuk yang belih
menajang kearah ujung daun baik ketas maupun kebawah sehingga merupakan
bentuk modifikasi dari bulat telur tadi dan bentuk ini dapat dijumpai pada
tumbuhan hutan seperti sirsak (Annona
muconata) dari famili Annonaceae.
Gambar 2. Bangun dan
bentuk helaian daun
2.1.2 Struktur bentuk pangkal helaian daun
Struktur pangkal daun berdasarkan pertemuan tepi helaian daun
dibedakan antara:
1). Helaian daun tidak pertemu: memilki variasi bentuk runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rompang, dan terbelah.
2).
Helaian daun bertemu
a. Daun tertembus daun duduk tetapi batang menembus pertengahan helaian daun.
b. Bentuk tameng (peltatus) helaian berbentuk
membulat, sehingga seperti layaknya perisai.
Gambar
3. Bentuk pangkal daun
2.1.3. Struktur bentuk tepi daun (margo folii)
Tepi daun (margo folii) dapat
dibedakan menjadi dua (2)
macam yaitu tepi yang rata ( integer)
dan yang tidak rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang
bertoreh (divisus) atau berlekuk. Lekukan daun disebut sinus, sedangkan tepi daun yang menonjol keluar akibat torehan
disebut angulus. bentuk-bentuk tepi daun :
(1) bergerigi (serrate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut
runcing
(2) berringgit (crenate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut tumpul
(3) bergigi (dentate)
apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut runcing
(4) berombak (rephandate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut
tumpul
(5) rata (integer)
apabila tidak dijumpai sinus dan angulus.
Gambar 4. Bentuk tepi daun
2.1.3. Struktur bentuk pertulangan daun
Pertulangan daun utama disebut ibu
tulang daun (costa), pada umumnya membagi daun memjadi dua sisi lateral. Ibu
tulang daun memiiki percabangan yang disebut tulangan cabang atau cabang
lateral, dan dari cabang lateral tumbuh pertulangan daun yang terhalus yang
disebut urat daun (vena). Pada daun jenis tumbuhan tertentu misalnya pisang (Musa paradisiaca), cabang lateral
ujungnya saling bertautan membentuk tulang pinggir.
Berdasarkan pada susunan tulang cabang
dibedakan empat tipe pertulangan daun, yaitu: (1) menyirip (penninerve) tulang cabang tersusun
seperti sirip pada ikan, (2) menjari (paimmerve);
sejumlah tulang cabang lurus tersusun seperti susunan jan, muncul dan satu
titik (ujung tangkai daun), (3) melengkung (curvinerve)
sejumlah tulang cabang melengkung, tersusun seperti susunan jari, muncul dari
satu titik (ujung tangkai daun), (4) sejajar (rectinerve)
Gambar 5. Bentuk pertulangan daun
2.1.4
Struktur Ujung daun (Apex folii)
Ujung helaian daun
(apex) :
1). Runcing (acute);
bentuk ujung ini bersudut runcing, tetapi dua sisinya membelok, bersudut lancip,
2) Tumpul (obtuse); bentuk ujung ini bersudut tumpul, kurang dari 900,
3). Membulat (rotundate);
bentuk ujung ini tak bersudut dan
membulat, pada daun bulat atau jorong,
4). Rompang (truncate) bentuk
ujung rata, pada daun segitiga terbalik,
5). Terbelah (emarginate)
bentuk ujung menunjukan suatu torehan atau
belahan, kadang nampak
nyata,
6). Berekor kecil (mucronate)
ujung daun ditutupi oleh dun keras,
7). Berekor (caudate);
ujung daun seperti meruncing tetapi berukuran panjang
serta membelok.
Gambar 6. Bentuk Ujung
daun
2.1.5 Struktur Tata Letak Daun Pada Batang atau Duduk Daun (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
Tata letak daun adalah aturan
mengenai letak daun pada batang. Berdasarkan jumlah daun setiap buku maka duduk
daun dikatakan :
1. duduk daun tersebar (sparsa)
2. duduk daun berhadapan (opposite)
3. bersilang-berhadapan (decusate)
4. duduk daun berkarang (vertillate).
Pada tumbuhan yang memiliki batang
dengan ruas yang pendek dapat memiliki duduk daun yang berjejal di ujung batang
(roset batang) misalnya kelapa (Cocos nucfera), atau di pangkal batang (roset
akar).
2.1.6. Struktur
Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan
tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun
dapat dibedakan menjadi :
1. Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum
australe
2. Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus),
ex. Musa paradisiacal
3. Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium
officinale
4. Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
5. Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum
inophylum
6. Berdaging (carnosus),
ex. Aloe sp
2.1.7 Warna
daun
Daun biasanya
berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita
temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain
lain.
Misalnya pada
daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena
warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati
daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun
muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang
sudah dewasa.
2.1.8 Permukaan
Daun
Permukaan atas
daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan
bawah daun. Kadang kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut,
duri dan lain lain.
Berdasarkan hal
yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas:
1. Licin (laevis),
dapat terlihat mengkilat(nitidus),
suram(opacus) atau juga berselaput
lilin (pruinosus).
2. Gundul (glaber)
3. Kasap (scaber)
4. Berkerut (rugosus)
5. Berbingkul bingkul (bullatus),
seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
6. Berambut (pilus)
a. Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang).
b. Berambut panjang (villosus),
rambut panjang dan lunak.
c. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
d. Berambut kasar (hirsutus),
jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
e. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
f. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
g. Berambut bulu (plumosus),
rambut seperti bulu yakni rambut yang masing masing berambut lagi.
h. Berambut empuk (pubescens),
rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.
i. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap.
j. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
k. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur namun padat membentuk
suatu lapisan padat.
l. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan merapat
ke permukaan.
m. Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.
2.1.9 Bentuk
Pelipatan Daun
1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang
ibu tulang daun.
2. Plicate,
daun melipat berulang ulang di
sepanjang ibu tulang daun secara longitudinal dalam bentuk zig zag.
3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar
daun.
4. Convolute / supervolute,
daun menggulung dari salah satu pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar