Senin, 19 Maret 2018

BAB I. FARMAKOGNOSI


BAB I


PENDAHULUAN


1.1.            Sejarah Farmakognosi

Secara harfiah, farmakognosi berarti ilmu pengetahuan tentang obat, yang merupakan bagian dari ilmu seni pengobatan sejak manusia pertama kali mulai untuk mengobati berbagai macam penyakit. Istilah pharmacognosy  terdiri dari 2 (dua) kata Yunani yaitu pharmakon = obat dan gnosis = ilmu pengetahuan. Pengertian yang lebih luas tentang farmakognosi dijelaskan oleh FlÜckiger, menurutnya farmakognosi adalah penggunaan terpadu dari berbagai disiplin ilmu dengan obyek pengetahuan mengenai obat yang diperlukan, dipandang dari berbagai sudut.

 1.2 Pengertian Farmakognosi

Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat, dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
Ada beberapa definisi obat, apabila dikaitkan dengan ilmu farmakognosi, diantaranya (menurut Permenkes 246/Menkes/Per/V/1990)
1.                                                        Obat  : Suatu bahan atau paduan bahan bahan yang  dimaksudkan untuk digunakan     dalam     menetapkan     diagnosa,     mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2.                                                          Obat Jadi       : Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan pemerintah
3.                                                          Obat Patent   : Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat  atau   dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
4.                                                            Obat Baru      :  Obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurnian.
5.                                                          Obat Tradisional : Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

1.3  Ruang Lingkup Farmakognosi

Farmakognosi sangat terkait dengan ilmu-ilmu kedokteran, pertanian, fisika, dan kimia. Farmakognosi juga erat hubungan dibidang pengetahuan tentang biologi yang meliputi botani, zoology, fisiologi, anatomi, morfologi, histologi, klasifikasi, kimiawi tanaman, ekologi dan genetika. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya  meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang  terkandung dalam simplisia  dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.

1.3.1  Hubungan Farmakognosi Dengan Botani Zoologi

Simplisia   harus mempunyai   identitas   botani zoologi   yang   pasti, artinya   harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana  simplisia tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani zoologi maka nama-nama tanaman  atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama daerah,  karena satu  nama daerah  seringkali    berlaku  untuk  lebih  dari  satu  macam  tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas.

1.3.2 Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain

Farmakognosi  dianggap sebagai bagian dari  Materia  Medika.  Simplisia  diapotik  kemudian  terdesak  oleh  perkembangan  galenika, sehingga  persediaan  simplisia  di  apotik  digantikan  dengan  sediaan   sediaan  galenik  yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain. Farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.
  Ruang lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam   nabati- hewani dan mineral   dalam berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.

1.4.1        Tata Nama Latin Tanaman

1.                   a. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus  dan   perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama  latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya  sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya.
b.      Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan   huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil. Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin     diikuti dengan  singkatan nama ahli botani yang memberikan nama  latin tersebut
Beberapa contoh adalah sebagai  berikut :
Nama ahli botani
Disingkat sbg
Nama tanaman lengkap
Linnaeus
De Candolle Miller Houttuyn
L
DC Mill Houtt
Oryza sativa  L
Strophanthus  hispidus DC Foeniculum vulgare Mill Myristica  fragrans  Houtt

2     Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan,  jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan  tanda (-) .
Contoh  : Dryopteris filix - mas Strychnos nux  - vomica Hibiscus rosa - sinensis
3     Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim

1.4.2 Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum  Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama  genus atau  species  nama  tanaman, diikuti  nama  bagian tanaman      yang  digunakan.    Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.

Tabel 2. Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tatanama simplisia


No
Nama Latin
Keterangan
1
Radix
akar (root), sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya radix ternyata merupakan rhizomes (akar tinggal).
2
Rhizoma
Merupakan batang yang berada di bawah tanah, tumbuh mendatar, secara umum membawa akar lateral/cabang samping.
3
Tuber
Suatu bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, secara botani merupakan akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang menebal, utamanya terdiri dari parenkim tempat menyimpan makanan (biasanya pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang berkayu.
4
Bulbus
onion, umbi Iapis. Secara botani umbi Iapis adalah batang, yang diselimuti dengan daun bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung klorofil.
5
Lignum
wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil.
6
Cortex
bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang.
7
Folium
leaf, daun terdiri dari daun tengah pada tumbuhan.
8
Flos
flower, bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan bunga.
9
Fructus
fruit, buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum masak, sudah masak.
10
Pericarpium
fruit peel, kulit buah.
11
Semen
seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
12
Herba
herb, Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari batang, daun, bunga, dan buah.
13
Aetheroleum
essential oil, volatile oil. Minyak atsiri (minyak menguap, minyak terbang) adalah produk yang berasal dari tumbuhan atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak komponen yang komplek dan bersifat menguap.
. 14
Oleum
oil, minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang dipisahkan dengan pengepresan.
15
Pyroleum
tar, dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan.
16
Resina
resin, yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi balsam, yaitu residu penyulingan balsam.
17.
Balsamum
balsam, Ianutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.


1.5 Morfologi Fisiologi Tumbuhan
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium).
Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita berasal dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun; sedangkan phyta berarti tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi (Setiawan 2010: 32).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar